GILA! SMA Negeri di Makassar Diobok-obok "Ordal", Siswa Berprestasi Gigit Jari, Pendidikan Dicoreng!

GILA! SMA Negeri di Makassar Diobok-obok “Ordal”, Siswa Berprestasi Gigit Jari, Pendidikan Dicoreng!

[t4b-ticker]

MAKASSAR, DUTAKARSA.COM — Jeritan pilu ribuan calon siswa berprestasi di Makassar kembali menggema. Kisah tragis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 untuk Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota ini bak mimpi buruk yang berulang.

Meski nilai mumpuni dan segudang prestasi di tangan, cita-cita mereka untuk mengenyam pendidikan di sekolah favorit kandas di tengah jalan. Musababnya satu: mereka tak punya “orang dalam” alias “ordal” yang kuat!

Sistem “jalur satu pintu” yang dielu-elukan sebagai penjamin transparansi justru berubah menjadi palu godam yang menghantam keadilan.

Alih-alih meratakan kesempatan, celah ini justru menjadi ladang subur bagi praktik-praktik tak transparan, menyingkirkan mereka yang tak punya dekkeng atau “ordal” kelas kakap.

Ingatkah insiden di SMA Negeri 12 Antang Manggala yang sempat menggemparkan jagat maya? Warga sampai nekat memblokir jalan dan berteriak-teriak di depan sekolah. Ajaibnya, barulah setelah riuh rendah itu, “jalur solusi” tiba-tiba muncul.

Padahal, sebelumnya kepala sekolah dengan entengnya menyatakan kuota sudah penuh dan tak ada lagi ruang kosong. Aneh bin ajaib!

Kebijakan semacam ini sontak memantik tanda tanya besar di benak publik. Sejumlah kepala sekolah SMAN yang dihubungi membenarkan adanya tambahan kuota melalui Kabid SMA.

Namun, di sisi lain, beredar kabar bahwa siswa yang tidak lolos akan diberi “jalur solusi” dengan disekolahkan ke swasta.

Pernyataan Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan soal sekolah swasta beberapa hari lalu makin membuat orang tua calon siswa bingung tujuh keliling.

Di satu sisi, mereka diusir ke swasta, namun fakta di lapangan justru menunjukkan adanya celah “satu pintu” untuk masuk ke SMA Negeri. Ini bukan lagi misteri, ini adalah sandiwara!

Hasan, warga Antang Manggala, adalah salah satu korban pilu ini. Harapannya digantung, dijanjikan sabar oleh kepala sekolah entah sampai kapan.

Bukan hanya Hasan, ribuan orang tua lainnya pun menjerit, namun suara mereka tenggelam karena tak mengenal “orang dalam”.

Misteri “satu pintu” ini semakin menjadi-jadi. Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Najmuddin, yang coba dikonfirmasi pada Kamis (24/7/2025) belum bisa dihubungi. Hingga berita ini tayang, tabir gelap “satu pintu” masih menyelimuti dunia pendidikan di Makassar.

Apakah ini pertanda bahwa pendidikan di negeri ini hanya untuk mereka yang punya koneksi, bukan prestasi?(**)

Silahkan gunakan hak koreksi atau jawab Anda terkait berita ini Atau hubungi Kontak Redaksi

Space Iklan 2